Pembelajaran tematik merupakan upaya untuk menyajikan
dimensi-dimensi signifikan dari sebuah realitas kontekstual individu. Pembelajaran
tematik akan membantu manusia untuk memiliki pandangan yang menyeluruh terhadap
suatu persoalan, manusia akan mampu memisahkan dan melepaskan unsur-unsur
pembentuknya dari suatu persoalan yang saling berkaitan. Dengan cara ini
manusia akan mampu memahami segala bentuk realitas secara kritis dan
komprehensif.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan
terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.
Melalui pengalaman langsung, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Oleh karena
itu pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil
melakukan sesuatu. Guru perlu merancang pengalaman belajar yang akan
mempengaruhi kebermakanaan dalam belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan
kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa.
Prinsip
pembelajaran tematik adalah terintegrasi dengan lingkungan, bentuk belajar
dirancang agar siswa menemukan tema, dan efisiensi.
Dengan dilakukannya model pembelajaran tematik ini, siswa akan
menerima banyak keuntungan diantaranya sebagai berikut:
a.
Siswa
mudah memusatkan perhatian pada suatu tema yang sudah dipelajari
b.
Siswa
mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar
antarmata pelajaran dalam tema serupa
c.
Pemahaman
atas materi pembelajaran lebih mendalam dan berkesan
d.
Guru
dapat mengehemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik
dapat dipersiapkan secara sekaligus dan dapat diberikan dalam dua atau tiga
pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan
atau pengayaan.
Implementasi pembelajaran tematik dilakukan dengan beberapa tahapan
sebagai berikut: perencanaan, penerapan pembelajaran, dan evaluasi. Dalam tahap
perencanaan pembelajaran tematik, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah
sebaga berikut: perencanaan meliputi pemetaan KD, penentuan tema, analisis indicator,
penetapan jaringan tema, penyusunan silabus, dan penyusunan RPP. Sedangkan dalam
tahap penerapan pembelajaran dilakukan melalui langkah-langkah kegiatan
pendahuluan, inti, dan akhir. Serta dalam tahap evaluasi atau penilaian
pembelajaran tematik adalah penilaian proses dan hasil.
Implementasi pembelajaran tematik di SD dapat mengoptimalkan hasil
belajar siswa melalui penggunaan model-model belajar yang menarik. Dengan
menggunakan model belajar yang menyisipkan pendekatan ilmiah ke dalam proses
belajar juga dapat menunjang kemampuan berfikir kritis siswa. Hal itu terlihat dari hasil penelitian yang
telah dilakukan. Selain itu, evaluasi dalam
pembelajaran tematik dapat menggunakan penilaian otentik yang menilai dari
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Penilaian ini tentunya
membutuhkan observer atau partner guru dalam melakukan pengamatan. Dengan
demikian, berarti penilaian itu dilakukan sebelum, selama, dan sesudah pembelajaran
berlangsung. Refleksi terhadap kegiatan pembelajaran berdasarkan hasil
pengamatan juga dapat dilakukan guru untuk menunjang kegiatan pembelajaran
berikutnya agar lebih baik dan menarik. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran
tematik dapat efektif dilakukan dengan harapan pembelajaran dapat lebih
bermakna dan tujuan pembelajaran tercapai.
Daftar Pustaka
Hosnan, M. 2014. Pendekatan
Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia
Indonesia
Kesuma, Dharma., dan Teguh Ibrahim. 2016. Struktur Fundamental
Pedagogik. Bandung: Refika Aditama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar