Sudah saatnya untuk mempertimbangkan kesiapan bekerja sebagai
tujuan utama pendidikan. Kita mulai dengan memperhatikan pandangan kita bahwa
pendidikan kejuruan itu pendidikan yang tidak harus mempersiapkan ilmu
pengetahuan yang biasanya diajarkan oleh pendidikan pada umumnya, tetapi
pendidikan kejuruan lebih menekankan pada persiapan untuk mengembangkan potensi
bekerja mereka. Pandangan lain mengungkapkan bahwa pendidikan kejuruan
merupakan pekerjaan yang membosankan. Contoh dari masyarakat yang berbeda,
mereka berpendapat bahwa pandangan yang lain ini agak ketinggalan zaman dan
banyak perbedaan antara kejuruan dan pendidikan pra kejuruan, mensurvei apakah
berbagai bentuk pendidikan kejuruan sudah “tepat” dan mempertimbangkan sebuah
pertanyaan, apakah ada tujuan ekonomi pendidikan?
Pendidikan kejuruan mempersiapkan orang-orang muda untuk ambil
bagian dalam kehidupan perekonomian masyarakat, baik untuk mencari nafkah dan
dalam arti yang luas untuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
Pendidikan kejuruan sering diejek dan dianggap lebih dari sekedar persiapan
untuk kerja tanpa otak. Alasan utama mengapa hal ini dianggap kasus, bahwa
pekerjaan yang dibayar secara keliru selalu dianggap hanya akan memiliki
sedikit keuntungan. Salah satu contohnya ialah, seseorang yang sudah berusaha
keras untuk bekerja, telah tekun dalam bekerja, selalu disiplin dalam hal
apapun, tetapi ia hanya mendapat bayaran/gaji yang tidak wajar. Lalu ada
seseorang yang malas-malasan bekerja, tidak disiplin dalam bekera, namun ia
mendapat gaji yang tinggi. Apakah itu disebut dengan kerja tanpa otak yang
memiliki suatu keberuntungan? Lalu apa gunanya kerja yang menggunakan otak, dan
menghabiskan seluruh tenaganya untuk
bekerja? Bekerja itu tidak hanya menggunakan fisik dan tenaga saja, tetapi otak
pun ikut bekerja untuk berfikir agar pekerjaan tersebut tidak asal-asalan.
Disamping itu, jika pekerjaan membutuhkan suatu keterampilan dan dedikasi dan
menjadi sumber kepuasan bagi orang-orang yang melakukannya lalu dibayar, maka
hal itu tidak boleh dipandang rendah. Banyak program pendidikan kejuruan yang
tinggi, dalam arti bahwa mereka secara eksplisit dirancang untuk pekerjaan
tertentu. Kami akan melihat pendidikan kejuruan di dunia ini yang dimana
pekerjaan yang menuntut tenaga kerja yang meningkat dan dibayar serta
berpengetahuan tentang tenaga kerja.
Pendidikan kejuruan sering dianggap mudah dan praktis, berkaitan
dengan pengetahuan dan tekhnik yang diperlukan untuk “menyelesaikan sesuatu”
bukan untuk “berpikir” atau “merenungkan”. Namun, ada saja yang dari pendidikan
kejuruan yang mungkin dibayar hanya untuk berfikir saja, misalnya menjadi
seorang guru atau mendapat pekerjaan sebagai seorang guru filsafat. Bisa juga
seseorang dapat melakukah hal yang praktis tetapi tidak untuk dibayar, misalnya
membantu memperbaiki kendaraan yang rusak. Namun, sebagian besar pekerjaan pada
tingkat tertentu dilakukan dengan kemampuan praktis, bahkan kebanyakan
masing-masing filsuf harus mampu merencanakan dan berpikir tentang kegiatan
mengajar mereka.
Dalam hal ini, pendidikan kejuruan melibatkan perolehan bagaiamana
ia mengetahui dan jenis pemahaman yang berasal dari pengalaman, serta dalam
banyak kasus faktual dan pengetahuan teoritis.
Dengan demikian, pemenuhan kerja adalah salah satu unsur yang
memungkinkan dari kehidupan yang berharga dan suatu topik pilihan bagi seorang
indvidu otonom. Pendidikan kejuruan itu sendiri, telah mempersiapkan pekerjaan
atau suatu jabatan tertentu, yang bisa menjadi pengantar yang kompleks dan
rinci untuk aspek menuntut dan memuaskan eksistensi, yang selain memiliki
dimensi sipil dan individu yang kuat. Hanya saja ketika kita berpikir tentang
pekerjaan yang dibayar sebagai rutinitas yang membosankan dimana hanya sedikit
keterampilan atau inisiatif yang diperlukan, hanya pelatihan dan ketaatan dan
rutinitas, bahwa kita berhak memikirkan pendidikan kejuruan dengan tingkat
penghinaan yang telah sering dicadangkan untuk masyarakat kita.
Sejauh ini kita telah berpendapat bahwa pendidikan kejuruan memiliki
peran sentral dalam persiapan untuk hidup dan dengan demikian harus ditanggapi
dengan serius sebagai dua aspek utama lainnya dari pendidikan yaitu liberal dan
sipil. Di satu sisi, ada pemilihan suatu pekerjaan, dan di sisi lain adalah
persiapan untuk pekerjaan tersebut. Anak-anak muda/remaja biasanya akan mulai
mendapatkan beberapa ide tentang jenis pekerjaan apa yang mereka inginkan.
Mereka hanya dapat melakukan ini dan juga memiliki beberapa informasi mengenai
apa yang tersedia untuk mereka. Tetapi mereka juga perlu tahu, apakah mereka
mempunyai potensi.
Bekerja yang memuaskan dapat membentuk bagian penting dari jenis
kesejahteraan masyarakat dikebanyakan orang. Tetapi, ini tidak berarti bahwa
kita benar-benar puas dengan keseimbangan kehidupan kerja atau bahwa tidak ada
hal yang serius salah satunya dengan cara dimana kita membentuk prioritas.
Semua argument yang menyatakan bahwa kita memerlukan kehidupan kerja yang baik
dan juga merupakan pusat kesejahteraan bagi kebanyakan orang. Pentingnya mengambil
perhatian dan menanamkan moral untuk mendapat sebuah penilaian dari orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar