Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran dengan
cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau persamaan.
Dengan kata lain, “analogi” adalah cara penarikan dengan membandingkan dua hal
yang mempunyai sifat yang sama. Berpikir analogis sangat penting dalam
pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik.
            Analogi terdiri
atas dua jenis, yaitu analogi induktif; disusun berdasarkan persamaan yang ada
pada dua fenomena atau gejala. Analogi induktif adalah suatu cara berpikir yang
didasarkan pada persamaan yang nyata dan terbukti. Jika memiliki suatu kesamaan
dari yang penting, maka atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu
ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi
juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan suatu “metode
menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat
diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua fenomena
atau gelaja khusus yang diperbandingkan.
            Maka dapat
disimpulkan serupa dalam beberapa karakteristik lainnya. Apabila hanya terdapat
persamaan kebetulan dan perbandingan untuk sekedar penjelasan, maka kita tidak
dapat membuat suatu kesimpulan.
            Analogi memiliki 4
fungsi berikut:
- Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
- Meramalkan kesamaan
- Menyingkapkan kekeliruan
- Klasifikasi.
Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk
menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal
atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini
sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal
atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah diketahui secara
nyata dan dipercaya.
Sumber: Hosnan, M. 2014. Pendekatan
Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia
Indonesia
 
Singkat padat. good.
BalasHapus