Penilaian atau assesmen hasil belajar oleh pendidik dimaksudkan
untuk mengukur kompetensi atau kemampuan tertentu terhadap kegiatan yang telah
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan penilaian untuk mengetahui
sikap digunakan teknik nontes. Jenis penilaian tes dapat berupa tes tulis, tes
lisan, tes kinerja/tes praktik, sedangkan nontes berupa observasi dan
penugasan, baik perorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau
proyek, produk, portofolio dan penilaian afektif. Sedangkan teknik penilaian
tidak lepas dari jenis instrument yang digunakan dan aspek yang dinilai dalam
rangka mengumpulkan informasi kemajuan belajar peserta didik, baik yang
berhubungan denagn proses belajar, maupun hasil
belajar, sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai. Penilaian
kompetensi dilakukan melalui pengukuran indicator-indikator pada setiap
kompetensi dasar.
Assesmen autentik
adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta
didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah assesmen
merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah
autentik merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliable. Dalam
kehidupan akademik keseharian, frasa assesmen autentik dan penilaian autentik
sering dipertikarkan. Akan tetapi, frasa pengukuran atau pengujian autentik
tidak lazim digunakan. Secara konseptual, assesmen autentik lebih bermakna
secara signifikan dibanding dengan tes pilihan ganda terstandar sekalipun. Ketika
menerapkan asesmen autentik untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta
didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan,
aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah.
Sumber: Hosnan, M. 2014. Pendekatan
Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia
Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar