Minggu, 18 Desember 2016

Filsafat Menyikapi Ilmu Pendidikan



Pengetahuan yang merupakan produk kegiatan berpikir merupakan obor pencerahan peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempurna. Berbagai peralatan dikembangkan manusia untuk meningktkan kualitas hidupnya dengan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya. Proses penemuan dan penerapan itulah yang menghasilan kapak dan batu zaman dulu sampai komputer zaman ini.
Argumen ini menunjukkan bahwa berpikir kritis pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Oleh karenanya untuk mendapatkan pengetahuan, ilmu membuat beberapa andaian (asumsi) mengenai obyek-obyek empiris. Asumsi ini perlu, sebab pernyataan asumtif inilah yang memberikan arah dan landasan bagi kegiatan penelahan kita. Maka dengan itu sebuah pengetahuan baru dianggap benar selama kita bisa menerima asumsi yang dikemukakaknya.
Filsafat merupakan acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Disadari atau tidak, nampaknya dapat mempengaruhi situasi dan kondisi yang memprihatinkan seperti saat ini, kita menumpukan seluruh harapan kepada pendidikan, karena sadar bahwa hanya melalui pendidikan kita dapat memperbaiki hidup. Memang seharusnya demikian, tetapi mengapa kehidupan bangsa ini tidak juga mengalami perbaikan setelah lebih dari 60 tahun merayakan kemerdekaannya. Mengapa pendidikan yang kita selenggarakan selama rentang waktu itu, dengan biaya yang tentu saja tidak sedikit, belum juga mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa. Dengan keadaan ini menggabarkan ada masalah dengan pendidikan kita; itulah jawabannya. Sistem pendidikan kita terbukti belum berhasil mengeluarkan bangsa ini  dari berbagai permasalahan hidup yang mengimpitnya.
Dari keterangan ini terlihat jelas dan lebih terfokus terhadap sistem pendidikan yang belum maksimal rumusannya, sehingga hampir setiap ada pergantian pucuk pimpinan negara, pemikiran rumusan kurikulum juga mengalami perobahan. Perobahan demi perobahan terus berlanjut yang arahnya belum tuntas konsep satu dalam penerapannya untuk diimplementasikan maksimal, muncul lagi konsep baru yang terjadi lagi pergantian nama yang sampai saat ini dikenal kurikulum 2013. Artinya lain pimpinan lain pula konsepnya., dan disitulah peranan Filsafat untuk terus menerus melihat aspek-aspek yang kurang untuk disempurnakan.
Untuk mencapai suatu kesempurnaan dalam beraktivitas sesuatu yang sangat sulit kita lakukan, namun jika sekiranya para pemimpin ingin ikhlas dan menjabarkan segenap programnya untuk kemajuan pendidikan, dapat dipastikan bahwa bangsa ini akan maju selangkah dengan situasi pendidikan bangsa lain. Kemajuan suatu pendidikan merupakan langkah awal menuju kemajuan di bidang lainnya. Kemajuan-kemajuan bangsa bangsa yang terkemuka saat ini bukan ditunjang dengan keadaan alamnya yang melimpah, tetapi sangat ditunjang dengan kamajuan pendidikan manusianya. Baik itu Amerika, Jepang, Jerman maupun bangsa bangsa di Eropa Timur lainnya.
Memajukan suatu pendidikan dampaknya bukan hanya terasa bagi individu yang bersangkutan, namun dapat memberikan dampak yang positif terhadap segenap manusia yang mempergunakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar