Kamis, 08 Desember 2016

Perbedaan Kurikulum 2013 dengan KTSP 2006



Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
            Perubahan dan pengembangan kurikulum mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK) dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah seiring dengan adanya perubahan zaman dan tekhnologi yang semakin canggih agar peserta didik mampu bersaing d masa depan, dalam konteks nasional maupun global.
            Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang sering kita kenal dengan sebutan KTSP adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
            Adapun perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP yaitu sebagai berikut:
KTSP → Berpusat pada guru, Satu arah, Isolasi, Pasif, Maya/Abstrak, Pribadi, Luas (semua materi diajarkan, Simulasi rasa tunggal, Alat tunggal (hanya papan tulis), Hubungan satu arah, Produksi massa (siswa memperoleh dokumen yang sama), Usaha sadar tunggal (mengikuti cara yang seragam), Satu ilmu pengetahuan bergeser (mempelajari satu sisi pandang ilmu), Kontrol terpusat (kontrol oleh guru), Pemikiran factual, Penyampaian pengetahuan (pemindahan ilmu dari guru ke siswa).
Kurikulum 2013 → Berpusat pada siswa, Interaktif, Lingkungan jejaring, Aktif menyelidiki, Konteks dunia nyata, Pembelajaran berbasis tim (kelompok), Perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan, Simulasi ke segala penjuru (semua panca indera), Alat multimedia (berbagai peralatan teknologi pendidikan), Kooperatif, Kebutuhan pelanggan (siswa mendapat dokumen sesuai dengan ketertarikan sesuai potensinya), Jamak (keberagaman inisiatif individu siswa), Pengetahuan disiplin jamak (pendekatan multi disiplin), Otonomi dan kepercayaan (siswa diberi tanggung jawab), Kritis (membutuhkan pemikiran kreatif), Pertukaran pengetahuan (antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya).
            Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada aspek afektif, dengan penilaian yang ditekankan pada nontes dan portofolio. Dalam implementasi K-13 yang berbasis kompetensi dan karakter ini, murid SD idealnya tidak lagi banyak menghafal, karena kurikulum ini dirancang untuk mempersiapkan peserta didik memiliki budi pekerti atau karakter yang baik, sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya.

Daftar Pustaka

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia
Mulyasa, E. 2014. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar