Membangun sikap spiritual dan sikap sosial perlu ditunjang oleh
lingkungan yang kondusif, baik lingkungan fisip maupun nonfisik. Lingkungan
yang aman, nyaman dan tertib, dan kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta
didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan gairah dan semangat belajar.
Iklim yang demikian akan mendorong terciptanya masyarakat belajar, karena iklim
belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat
memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar, sebaliknya iklim belajar
yang kurang menyenangkan akan menimbilkan kejenuhan dan rasa bosan.
Lingkungan yang
kurang kondusif akan menghambat pembentukan sikap spiritual dan dan sikap
sosial peserta didik, sehingga upaya yang dilakukan pendidikan disekolah
seperti membuat “istana pasir di pantai”. Disekolah; kepala sekolah, guru,
beserta tenaga kependidikan lainnya dengan sekuat tenaga membangun istana yang
cantik, tetapi ketika anak ke luar dari lingkungan sekolah ombak besar
meluluhlantakkan istana yang telah dibangun tersebut. Oelh karena itu, perlu
pendekatan yang komprehensif dari sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam
membangun sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik yang kuat, baik, dan
positif secara konsisten.
Sumber: Mulyasa, E. 2014. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar