Senin, 05 Desember 2016

Penyebab Lupa dan Cara Mengatasi Lupa



Sebenarnya lupa sudah merupakan fitrah. Dalam bahasa Arab padanan kata “manusia” salah satunya adalah “Al-Insan”. Al-Insan dalam lisan Al-Arab diambil dari tiga akar kata, salah satunya adalah “nasiya” yang diartikan dengan lupa. Maka pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang lupa. Akan tetapi kita tidak selalu bisa berlindung dibalik kata itu.
Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Dalam kajian psikologi lupa bukanlah hilangnya informasi dalam kotak penyimpanan kita. Akan tetapi adanya kesulitan dalam memanggil kembali informasi itu.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan lupa, dikemukakan oleh beberapa ahli :

  1. Organsasi. Lupa dapat terjadi karena faktor organisasi. Lupa bisa terjadi karena ketidakmampuan dalam mengorganisasi informasi yang ada.
  2. Konteks. Lupa terjadi karena konteks; ingatan sebagian tergantung pada keadaan internal selama masa belajar. 
  3. Interferensi. Interferensi bisa dipahami sebagai bercampurnya atau terganggunya beberapa item informasi dalam ingatan (memori). 
  4. Represi. Repsesi atau tekanan dapat dikenal dengan repression theori. Dalam teori ini dijelaskan bahwa lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang telah ada, baik sengaja ataupun tidak.
  5. Kesalahan Dalam Pengkodean (encoding Failure). Salah satu penyebab kenapa orang bisa lupa, menurut Cicarelli & Meyer dalam bukunya pychology adalah encoding failure, yaitu kesalahan dalam pengodean informasi, atau informasi itu belum mendapatkan tepat atau kode saat itu infoormasi itu masuk 
  6. Materi Tidak Pernah Dihafalkan. Menurut law of disuse (Hilgard & Brower 1975), lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa. 
  7. Perubahan Sikap Dan Minat. Menurut Syah (2010), lupa bisa terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan situasi belajar tertentu. Jadi meskipun seorang siswa telah mengikuti proses belajar-mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karena sesuatu hal sikap dan minat siswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti ketidaksenangan pada guru) maka materi pelajaran itu akan mudah terlupakan. 
  8. Perubahan Urat Syaraf Otak. Lupa juga bisa terjadi karena perubahan urat syaraf otak.

Untuk meningkatkan daya ingat bisa melakukan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Perhatian. Orang tidak mungkin akan dapat mengerjakan sesuatu secara efisien bila dia tidak memberikan perhatiannya. Untuk dapat berhasil mempelajari satu hal yang rumit, maka para mahasiswa/siswa sebaiknya menggunakan segala daya dan tenaga untuk hal itu.
  2. Mnemonik. Mnemonik diistilahkan juga dengan muslihat memori, atau kiat khusus sebagai pengait untuk meningkatkan ingatan. 
  3. Keterlibatan secara aktif. Banyak sekali yang beranggapan bahwa dengan membaca bahan pelajaran satu kali saja sudah cukup untuk mengerti isinya. 
  4. Latihan terkumpul atau latihan yang terbagi. Latihan terkumpul, dipergunakan untuk menunjukan belajar dalam waktu yang singkat tanpa istirahat, sedangkan latihan terbagi adalah cara belajar dengan beberapa kali istirahat. 
  5. Belajar berlebihan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Krueger (Dafidoff, 1987), bahwa belajar secara berlebihan (overlearning) akan berbuah positif terhadap daya simpan (ingat) anak terhadap materi. 
  6. Memanfaatkan penguatan positif. Pemberian penguatan (reiforcement) yang efektif akan berpengaruh positif terhadap peningkatan motivasi belajar siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar