Dalam melaksanakan tugas guru, professional selalu mempertimbangkan
bagaiaman agar pembelajaran yang ia rancang dapat berjalan sesuai dengan
rencana dan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, guru harus
mengorganisasikan materi pembelajaran yang akan disajikan dengan baik.
Program-program
yang bersifat individual menuntut sistem pengelolaan yang berguna melayani
bermacam-macam kebutuhan siswa. Adanya bermacam-macam tujuan berbagai
alternative kegiatan, menajdikan sistem instruksional dan sistem bimbingan
lebih unik. Sebagaimana kita ketahui, program pembelajaran berbasis kompetensi
lebih mengutamakan suasana real diaman sangat dibutuhkan kerja sama dan
dibutuhkan persetujuan antarinstitusi. Tanggungjawab pendidikan bukan hanya
menjadi tanggungjawab guru, tetapi juga oleh lembaga-lembaga lainnya, seperti
lembaga professional, wakil-wakil masyarakat, murid dan institusi lainnya.
Mengingat belajar
adalah proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri, maka kegiatan
belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
hal tersebut dengan lancar dan penuh motivasi. Suasana belajar yang diciptakan
oleh guru harus melibatkan siswa secara aktif, mengalami, bertanya dan
mempertanyakan, menjelaskan dan sebagainya. Menghargai usaha siswa, walaupun
hasilnya belum memuaskan dan menantang siswa sehingga berbuat dan berpikir
merupakan contoh strategi yang memungkinkan siswa menjadi pelajar seumur hidup.
Berdasarkan beberapa pertimbangan itu, maka sangat diperlukan praktik
pengelolaan materi belajar dan sistem pengelolaan materi belajar yang di desain
secara cermat.
Sumber: Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam
Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar