Kamis, 29 Desember 2016

Kriteria Pertanyaan yang Baik



Sebagai mahasiswa yang aktif bertanya, pasti mereka mengetahui apa saja kriteria memberikan pertanyaan yang baik, tidak asbun (asal bunyi).
            Berikut kriteria pertanyaan yang baik diantaranya:
a.      Singkat dan jelas
Sebagai contoh pertanyaan yang singkat dan jelas yaitu : 1). Faktor-faktor apakah yang menyebabkan generasi muda terjerat kasus narkoba?
Pertanyaan ini lebih singkat dan lebih jelas dibandingkan dengan pertanyaan pertama.
b.      Menginspirasi jawaban
Membangun semangat kerukunan umat beragama itu sangat penting bagi umat beragama. Jika suatu bangsa gagal membangun semangat kerukunan beragama, akan muncul aneka persoalan sosial kemasyarakatan. Coba jelaskan dampak sosial apa saja yang akan muncul, jika suatu bangsa gagal membangun kerukunan umat beragama?
Dua kalimat ini yang mengawali pertanyaan dimuka merupakan contoh yang diberikan guru untuk menginspirasi jawaban peserta menjawab pertanyaan.
c.       Memiliki fokus
Pertanyaan yang luas, dapat dipersempit, misalnya mengapa kemalasan menjadi penyebab kemiskinan? Pertanyaan, seperti ini diminta jawabannya kepada peserta didik secara perorangan.
d.      Bersifat probing atau divergen
Contoh perrtanyaan: 1). Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar, apakah peserta didik harus rajin belajar? 2). Mengapa peserta didik yang sangat malas belajar cenderung menjadi putus sekolah?
Pertanyaan pertama cukup dijawab ya atau tidak. Sebaliknya, pertanyaan kedua menuntut jawaban yng bervariasi urutan jawaban dan penjelasannya, yang kemungkinan memiliki bobot kebenaran yang sama.
e.       Bersifat validatif atau penguatan
Pertanyaan yang dapat diajukan dengan cara meminta kepada peserta didik yang berbeda untuk menjawab pertanyaan yang sama. Jawaban atas pertanyaan itu dimaksudkan untuk memvalidasi atau melakukan penguatan atas jawaban peserta didik sebelumnya. Ketika beberapa orang peserta didik telah memberikan jawaban yang sama, sebaiknya guru menghentikan pertanyaan itu atau meminta mereka memunculkan jawaban yang lain yang berbeda namun sifatnya menguatkan.
f.       Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang
Untuk menjawab pertanyaan dari guru, peserta didik memerlukan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya dan memverbalkan dengan kata-kata. Karena itu, setelah mengajukan pertanyaan, guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk peserta didik untuk menjawab pertanyaan itu.
g.      Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif
Pertanyaan guru yang baik membuka peluang peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang makin meningkat, sesuai dengan tuntunan tingkat kogitifnya. Guru mengemas atau mengubah pertanyaan yang menuntut jawaban dengan tingkat kognitif rendah ke tingkat tinggi, seperti dari sekedar meningkat fakta ke pertanyaan yang menggugah kemampuan kognitif yang lebih tinggi, seperti pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kunci-kunci pertanyaan ini, seperti : aa, mengapa, bagaimana, dan seterusnya.
h.      Merangsang proses interaksi
Pertanyaan guru yang baik mendorong munculnya interaksi dan suasana menyenangkan pada diri peserta didik. Dalam kaitan ini, setelah menyampakan pertanyaan, guru memberikan kesempatan kepada peseta didik mendiskusikan jawabannya. Seteah itu, guru memberi ksempatan kepada seseorang atau beberapa orang peserat didik diminta menyampaikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Pola bertanya seperti ini memposisikan guru sebagai wahana pemantul.

Sumber: Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar