Sebagai mahasiswa yang aktif bertanya, pasti mereka mengetahui apa
saja kriteria memberikan pertanyaan yang baik, tidak asbun (asal bunyi).
Berikut kriteria
pertanyaan yang baik diantaranya:
a.
Singkat dan jelas
Sebagai contoh pertanyaan yang
singkat dan jelas yaitu : 1). Faktor-faktor apakah yang menyebabkan generasi
muda terjerat kasus narkoba?
Pertanyaan ini lebih singkat dan
lebih jelas dibandingkan dengan pertanyaan pertama.
b.
Menginspirasi jawaban
Membangun semangat kerukunan umat
beragama itu sangat penting bagi umat beragama. Jika suatu bangsa gagal
membangun semangat kerukunan beragama, akan muncul aneka persoalan sosial
kemasyarakatan. Coba jelaskan dampak sosial apa saja yang akan muncul, jika
suatu bangsa gagal membangun kerukunan umat beragama?
Dua kalimat ini yang mengawali
pertanyaan dimuka merupakan contoh yang diberikan guru untuk menginspirasi
jawaban peserta menjawab pertanyaan.
c.
Memiliki fokus
Pertanyaan yang luas, dapat
dipersempit, misalnya mengapa kemalasan menjadi penyebab kemiskinan?
Pertanyaan, seperti ini diminta jawabannya kepada peserta didik secara
perorangan.
d.
Bersifat probing atau divergen
Contoh perrtanyaan: 1). Untuk
meningkatkan kualitas hasil belajar, apakah peserta didik harus rajin belajar?
2). Mengapa peserta didik yang sangat malas belajar cenderung menjadi putus
sekolah?
Pertanyaan pertama cukup dijawab ya
atau tidak. Sebaliknya, pertanyaan kedua menuntut jawaban yng bervariasi
urutan jawaban dan penjelasannya, yang kemungkinan memiliki bobot kebenaran
yang sama.
e.
Bersifat validatif atau penguatan
Pertanyaan yang dapat diajukan
dengan cara meminta kepada peserta didik yang berbeda untuk menjawab pertanyaan
yang sama. Jawaban atas pertanyaan itu dimaksudkan untuk memvalidasi atau
melakukan penguatan atas jawaban peserta didik sebelumnya. Ketika beberapa
orang peserta didik telah memberikan jawaban yang sama, sebaiknya guru
menghentikan pertanyaan itu atau meminta mereka memunculkan jawaban yang lain
yang berbeda namun sifatnya menguatkan.
f.
Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang
Untuk menjawab pertanyaan dari guru,
peserta didik memerlukan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya dan
memverbalkan dengan kata-kata. Karena itu, setelah mengajukan pertanyaan, guru
hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk peserta didik
untuk menjawab pertanyaan itu.
g.
Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif
Pertanyaan guru yang baik membuka
peluang peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang makin meningkat,
sesuai dengan tuntunan tingkat kogitifnya. Guru mengemas atau mengubah
pertanyaan yang menuntut jawaban dengan tingkat kognitif rendah ke tingkat
tinggi, seperti dari sekedar meningkat fakta ke pertanyaan yang menggugah
kemampuan kognitif yang lebih tinggi, seperti pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Kunci-kunci pertanyaan ini, seperti : aa, mengapa,
bagaimana, dan seterusnya.
h.
Merangsang proses interaksi
Pertanyaan guru yang baik mendorong
munculnya interaksi dan suasana menyenangkan pada diri peserta didik. Dalam
kaitan ini, setelah menyampakan pertanyaan, guru memberikan kesempatan kepada
peseta didik mendiskusikan jawabannya. Seteah itu, guru memberi ksempatan
kepada seseorang atau beberapa orang peserat didik diminta menyampaikan jawaban
atas pertanyaan tersebut. Pola bertanya seperti ini memposisikan guru sebagai
wahana pemantul.
Sumber: Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam
Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar