Secara
harfiah, arti kejenuhan adalah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apapun. Selain itu jenuh juga
dapat berarti jemu atau bosan. Dalam bahasa psikologi lazim disebut dengan learning plateu, yakni,
periode waktu di mana tidak ada tidak ada bukti kemajuan belajar.
Reber, (Syah,
2009) menyatakan bahwa kejenuhan dalam belajar merupakan rentang waktu tertentu
yang digunakan waktu belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil. Seorang siswa
yang mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan
yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan.
Kejenuhan
dalam belajar bisa disebabkan oleh hilangnya motivasi siswa dalam belajar.
Kondisi ini bisa berlangsung beberapa hari, bisa berkepanjangan. Akan tetapi menurut
Syah (2009), kejenuhan secara umum disebabkan oleh adanya keletihan.
Menurut Cross
(1974) dalam bukunnya the psychology of learning keletihan siswa dapat
dikategorikan menjadi tiga macam, yakni: 1) keletihan indera siswa, 2) keletihan fisik siswa, 3) keletihan mental.
Keletihan fisik dan indera dapat dikurangi dan dihilangkan lebih mudah setelah
siswa beristirahat cukup terutama tidur nyenyak dan mengkonsumsi makanan dan
minuman yang bergizi. Akan tetapi dalam keletihan mental tidak sesederhana keletihan
fisik. Berikut upaya untuk mengatasi keletihan mental:
1)
Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan minuman
yang bergizi dengan takaran yang cukup
2)
Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam dari
hari-hari belajar yang dianggap lebh memungkinkan siswa belajar dengan giat
3)
Pengubahan kembali lingkungan belajar siswa yang meliputi
pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku, alat-alat perlengkapan belajar
dan sebagainya sampaikan memungkinkan siswa merasa berada di sebuah kamar baru
yang lebih menyenangkan untuk belajar
4)
Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa
terdorong untuk belajar lebih giat dari sebelumnya
5)
Siswa harus berbuat nyata (tidak tinggal diam) dengan
mencoba belajar lagi dan lagi, (Syah, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar