Beberapa anak autistic bisa dimasukkan kesekolah normal jika
dianggap sudah mampu berkomunikasi dengan lebih baik. Meski begitu, siswa
autistic sering harus berjuang keras agar dapat tetap duduk, tetap fokus, dan bertahan
dalam mengerjakan tuugas.
Sebagi orangtua,
anda tidak perlu berkecil hati. Tetaplah dukung dan bantu buah hati anda.
Jangan segan-segan untuk berkonsultasi dengan guru di sekolah, agar penanganan
bisa diteruskan disekolah, dan sang guru pun tak perlu bingung menghadapi buah
hati tercinta. Dengan dukungan serta penyesuaian yang tepat, siswa-siswa ini
mampu meningkatkan waktu mereka fokus sambil tetap merasa nyaman bahkan pada
saat diberikan instruksi dengan durasi lebih lama.
- Berikan mereka kesempatan untuk “menyibukkan diri”. Beberapa siswa dapat bersikap lebih tenang jika mereka memiliki obyek tertentu untuk dimanipulasi sepanjang pelajaran berlangsung. Ada yang senang mencabuti benang dari secarik kain, ada yang melipat-lipat sedotan yang dibengkok-bengkokkan, ada juga yang berulang kali melipat-lipat kertas membentuk berbagai jenis origami yang menarik. Mereka yang memiliki kebutuhan seperti ini, bisa ditawarkan untuk memegang bola lentur yang dapat ditekan-tekan, sedotan, rangkaian manik-manik, karet gelang ataupun gantungan kunci yang memiliki banyak gantungan. Bila mungkin berikan pada siswa benda-benda yang berkaitan dengan isi materi pembelajaran.
- Izinkan mereka untuk menggambar atau mencoret-coret. Memeperbolehkan siswa menggambar juga merupakan tekhnik yang cukup efektif. Sayangnya hal ini sering dipandang sebagai erilaku “menghindari tugas” oleh para guru. Banyak pelajar dengan kebutuhan khusus maupun tidak, tampaknya lebih mampu berkonsentrasi pada sebuah pembelajaran atau aktivitas ketika mereka diberikan kesempatan untuk menggambar disebuah buku notes, menulis buku mereka, membuat sketsa, atau bahkan {tergantung usia mereka) mewarnai sebuah kertas kerja.
- Biarkan mereka jalan-jalan. Beberapa siswa bekerja lebih baik bila mereka boleh berstirahat diantara serangkaian tugas dan boleh melakukannya dengan gaya mereka sendiri (berjalan-jalan, meregangkan tubuh, atau bahkan berhenti bekerja untuk sejenak). Adapula yang perlu beristirahat dengan berjalan selama beberapa detik sampai 15-20 menit. Siswa bahkan ada yang perlu berjalan sepanjang gang disekolah sekali atau dua kali, sementara beberapa yang lain cukup senang bila boleh berjalan di dalam kelasnya sendiri.
- Beri pilihan tempat duduk. Tempat duduk yang tepat mungkin bukan hal pertama yang dipertimbangkan guru ketika ia membuat perencanaan bagi siswa autistic. Tetapi untuk beberapa siswa, jenis perabot kelas yang tepat menjadi kunci utama keberhasilan dan kenyamanan mereka.
- Minta bantuan pada siswa tersebut. Tergantung usia siswa, guru bisa meminta siswa menjelaskan keadaan dan mencari tahu apakah ia memiliki ide-ide untuk memperbaiki keadaan.
Sumber: Ngatini.
2011. Selayang Pandang Autisme dan Penanganannya “Sebuah Gambaran Awal”.
Pandeglang: Balai Pelayanan Pendidikan Khusus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar