Artikulasi atau lafal yaitu pengucapan bunyi-bunyi bahasa, baik
fonem, kata, frasa, maupun kalimat. Jika artikulasi jelek, apalagi berbaur
dengan suara gaduh, pendengar tidak akan memberikan perhatian. Oleh karena itu,
pengucapan-pengucapan bunyi bahasa harus jelas.
Volume suara seorang pembaca teks pidato pun harus terpelihara.
Artinya, harus dapat menyesuaikan dengan keadaan ruangan dan jumlah pendengar. Suara
pembaca teks yang terlalu pelan akan menyebabkan pendengar memasang telinga
dengan sungguh-sungguh untuk dapat mendengar apa yang diucapkan pembaca teks.
Biasanya kecepatan berbicara akan turut menentukan pula keberhasilan pidato.
Berbicara terlalu cepat akan menyulitkan orang menangkap apa yang diucapkan.
Sebaliknya, terlalu lambat juga akan menyebabkan pendengar tidak dapat menerka
apa yang akan diucapkan. Kecepatan berbicara dapat diubah sesuai dengan penting
tidaknya isi uraian.
Seseorang yang berpidato harus memperlihatkan dirinya betul-betul
sebagai seorang manusia yang hidup karena pendengar hadir bukan untuk mendengar
suara dari rekaman atau radio, tetapi ingin mendengar sesuatu langsung dari
manusia nya. Oleh karena itu, gerak gerik harus lincah, bebas, dan tidak kaku.
Selain gerak-gerik, ekspresi wajah atau mimik sangat pula
menentukan keberhasilan sebuah pidato. Sekalipun membaca naskah, ekspresi
pembaca naskah tetap harus muncul untuk menghilangkan bahaya besar yaitu tidak
adanya kontak pandangan antara pembicara dengan pendengar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar