Kamis, 08 Desember 2016

Cara Penyampaian Pidato yang Baik



Artikulasi atau lafal yaitu pengucapan bunyi-bunyi bahasa, baik fonem, kata, frasa, maupun kalimat. Jika artikulasi jelek, apalagi berbaur dengan suara gaduh, pendengar tidak akan memberikan perhatian. Oleh karena itu, pengucapan-pengucapan bunyi bahasa harus jelas.
Volume suara seorang pembaca teks pidato pun harus terpelihara. Artinya, harus dapat menyesuaikan dengan keadaan ruangan dan jumlah pendengar. Suara pembaca teks yang terlalu pelan akan menyebabkan pendengar memasang telinga dengan sungguh-sungguh untuk dapat mendengar apa yang diucapkan pembaca teks. Biasanya kecepatan berbicara akan turut menentukan pula keberhasilan pidato. Berbicara terlalu cepat akan menyulitkan orang menangkap apa yang diucapkan. Sebaliknya, terlalu lambat juga akan menyebabkan pendengar tidak dapat menerka apa yang akan diucapkan. Kecepatan berbicara dapat diubah sesuai dengan penting tidaknya isi uraian.
Seseorang yang berpidato harus memperlihatkan dirinya betul-betul sebagai seorang manusia yang hidup karena pendengar hadir bukan untuk mendengar suara dari rekaman atau radio, tetapi ingin mendengar sesuatu langsung dari manusia nya. Oleh karena itu, gerak gerik harus lincah, bebas, dan tidak kaku.
Selain gerak-gerik, ekspresi wajah atau mimik sangat pula menentukan keberhasilan sebuah pidato. Sekalipun membaca naskah, ekspresi pembaca naskah tetap harus muncul untuk menghilangkan bahaya besar yaitu tidak adanya kontak pandangan antara pembicara dengan pendengar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar