Penguasaan faktor kebahasaan dan nonkebahasaan dengan baik, akan
memudahkan kegiatan pembacaan puisi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut.
Lafal atau
pelafalan adalah suatu usaha atau cara pengucapan bunyi bahasa, baik suku kata,
kata, frasa, maupun kalimat sesuai dengan jiwa dan tema puisi. Nilai keindahan
suatu kata terlihat dalam dua hal, yaitu keindahan bunyinya dan keindahan
maknanya. Kedua nilai keindahan itu melekat erat pada kata secara alami.
Kata yang memeiliki
sifat keindahan disebut efoni. Kata yang berbunyi indah sebetulnya ditentukan
oleh bentuk bunyi vocal dan konsonannya serta susunan bunyi vocal dan
konsonannya. Bunyi vocal ialah bunyi bahasa yang dihasilkan oleh getaran pita
suara dan tanpa penyempitan dalam saluran suara pada bagian tenggorokan yang
berisi pita suara. Bunyi konsonan ialah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan
menghambat aliran udara pada saluran suara diatas celah di antara kedua selaput
suara.
Intonasi dalam
pembacaan puisi menyangkut ketepatan penyajian tinggi rendah irama puisi. Irama
ini dapat diperoleh dengan memerhatikan jenis-jenis tekanan, yaitu tekanan
dinamik, tekanan nada, dan tekanan tempo. Tekanan dinamik ialah tekanan pada
kata yang terpenting menjadi sari kalimat atau bait puisi. Tekanan nada ialah
tekanan tinggi rendah, perasaan girang, gembira, marah, keheranan sering
menaikkan suara sedang perasaan sedih dengan merendahkan suara. Bagaimana
dengan tekanan temponya? Tekanan tempo ialah lambat cepatnya pengucapan suku
kata atau kalimat. Baik lafal atau pelafalan maupun intonasi dengan
bermacam-macam tekanannya, termasuk faktor kebahasaannya yang harus dikuasai
dalam pembacaan puisi.
Ekspresi juga
merupakan faktor nonkebahasaan yang harus dikuasai atau dimiliki oleh pembaca puisi.
Faktor ini meliputi sikap, gerak-gerik dan mimic, volume suara, serta
kelancaran serta kecepatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar